BANGUN LOKAL, TANAH BERBUKIT
PASAMAN, HALUAN-------- Sekolah Dasar Negeri
(SDN) 02 Kotonopan Saiyo membutuhkan bantuan instansi pemerintahan yang
memiliki ekskavator untuk membantu mendatarkan tanah yang akan dijadikan lokasi
pembangunan sekolah.
Sekolah yang terletak di kampung Wakil Ketua DPRD Pasaman,
Bonna Lubis itu, kekurangan lokal. Namun, ketika dana pembangunan lokal dikucurkan,
lokasi pun tidak siap bangun. “Kami punya lokasi pembangunan lokal baru. Namun,
karena sekolah ini terletak di perbukitan, tanah yang ada masih berbukit-bukit.
Harus didatarkan terlebih dahulu,” ujar Kiwanuddin, Kepala SDN 02 Kotonopan
didampingi Kepala TU M. Ikhwan.
Ia menambahkan, pihak sekolah ingin melakukan
penambahan lokal akan tetapi terkendala pada tanah. Tanah
yang ingin dijadikan lokasi pembangunan itu, berada di perbukitan.
Keingin warga setempat untuk pembenahan sekolah sangat
tinggi. Dulu, pernah dilakukan gotong royong warga untuk mendatarkan lokasi. Tentu
saja menghandalkan tenaga manual sangat terbatas.
“Kami berharap betul pada pihak pemerintah untuk
membantu kami melakukan perataan lokasi agar cepat terlaksana pembagunan
sekolah ini. Pemerintah kita menyediakan anggaran untuk
pembagunan lokal, bahkan masyarakat pun ikut serta mendukung
pembagunan sekolah. Orang tua murid menyumbang kepada sekolah
melalui komite sekolah untuk dana pemerataan lahan itu sudah hampir 30 persen,” pungkasnya.
Saat ini, SDN 02 Kotonopan memiliki 135 orang murid. Jumlah guru sebanyak 13 orang, terdiri dari 6 orang Pegawai Negeri
Sipil (PNS), tenaga honorer sebanyak 6 orang dan honor daerah 1 orang. Sementara itu,
jumlah
lokal sebanyak 8 ruang. “Kita
kekurangan ruangan untuk ruangan kepala sekolah, majelis
guru dan musholla,” sebutnya.
SDN 02 Kotonopan Saiyo pernah meraih prestasi
bagian akademik sebagai juara 1 nilai Ujian Nasional (UN)
tingkat sekolah dasar se Kecamatan Rao Utara dan juara 2 cerita bergambar (cergam), dan prestasi lainnya.
Kiwanuddin berharap, sebagai sekolah yang jauh dari pusat kecamatan, yang dibutuhkan pertama sekali adalah jaringan komunikasi. Kalau jaringan komunikasi sampai ke sekolah, maka koordinasi dan akses informasi ke pusat kabupaten pun dapat berjalan lancar dan mudah. (h/col).
sumber: Haluan, Jumat, 11 September 2015
0 Komentar