MENGATASI KEMACETAN PADANG
ARO
MANFAATKAN JALAN
ALTERNATIF ATAU RELOKASI PEDAGANG
Laporan
Icol Dianto
Wartawan
Harian Umum Haluan
Polisi
lalu lintas dibuat bekerja keras, dan beberapa personil dari Dinas Perhubungan
setempat ikut membantu menertibkan pengendara agar lalu lintas lancar. Kondisi
ini hampir dipastikan terjadi setiap hari pasar.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan di pasar tradisional ini. Yaitu,
faktor manusia dan faktor sarana infrastruktur pasar. Yang menjadi indikator
dalam faktor manusia termasuk di dalamnya ketidaktahuan pengendara dengan
undang-undang lalu lintas, dan tidak sabar mengemudi. Parkir di pinggir jalan,
sembarangan berbelok, menaik-turunkan barang dan orang di badan jalan, dan
sederetan persoalan yang muncul karena kecerobohan pengguna dan pemanfaatan
jalan raya.
Tentu
saja faktor manusia ini harus diberi pembinaan dan pencerahan ilmu pengetahuan
tentang lalu lintas. Pada umumnya mereka yang memicu kemacetan di pasar padang
aro adalah para ojek yang menaik-turunkan penumpang di sembarangan tempat.
Demikian juga dengan mobil yang mendistribusikan barang-barang ke pasar.
Bongkar-muat yang memakan waktu 1 jam sampai 2 jam di badan jalan.
Persoalan
yang demikian jelas saja bisa dibenahi dengan melakukan pembinaan terhadap
pengendara, terutama para sopir ojek dan pengendara lainnya. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa pembenahan sisi manusia tersebut dapat membuahkan hasil yang baik
di lapangan jika sarana infrastruktur memadai. Tapi, jika sarana infrastruktur
tidak dibenahi dan masih seperti tempo doeloe.
Faktor
selanjutnya, sarana infrastruktur di sekitar pasar yang tidak memadai. Ada
beberapa indikator seperti jalan yang sempit, lokasi pasar tidak memadai, tidak
ada rambu-rambu lalu lintas, tidak ada terminal, dan tidak adanya batas hak
antara pedagang dengan pengguna jalan. Akibatnya, faktor sarana infrastruktur
ini saling berpadu dengan faktor manusia. Macetpun terjadi sampai berjam-jam.
Anehnya,
walaupun kondisi macet ini diketahui oleh dinas perhubungan dan instansi
terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang akan membangun sarana infrastruktur
untuk mengatasi macet tidak saling koordinasi dalam membuat program. Demikian
juga tidak adanya koordinasi antara dinas terkait dengan aparat penegak tertib
lalu lintas (polisi lalu lintas). Sehingga, kondisi ini dibiarkan dalam waktu 9
tahun sejak berdirinya kabupaten.
Sebenarnya,
kemacetan pasar Padang Aro dapat diurai jika dinas perhubungan mau bekerja
keras dan bekerja sama dengan polisi lalu lintas. Yaitu, mengatasi kemacetan
dengan membatasi kendaraan yang masuk ke pasar Padang Aro. Maksudnya, bagi
pengendara yang tidak ada kepentingan ke pasar dapat menempuh jalan lingkar
sehingga kepadatan arus lalu lintas berkurang.
Ada
beberapa jalan lingkar yang dapat ditempuh untuk menghindari kemacetan di pasar
Padang Aro. Pertama jalan lingkar Sungai Padi- Kantor Samsat- Hotel Pesona Alam
Sangir, atau sungai padi- simpang kantor BPS. Jalan ini bisa digunakan oleh
pengguna jalan yang tidak memiliki kepentingan memasuki areal pasar dari Sungai
Penuh/Kerinci menuju Padang dan sebaliknya.
Jalur
Simpang Limau-Sungai Landeh-Kuok- Lubuk Gadang/Tango Akar atau jalur Simpang
SDN 6 Padang Aro- Simpang Kantor Golkar yang dapat digunakan oleh pengguna
jalan dari Sungai Penuh- Lubuk Malako dan sebaliknya.
Jalur
Simpang Durian Tarung- Pasar Semi Modern- SMPN 3 Solok Selatan merupakan jalur
yang dapat ditempuh oleh pengguna jalan dari Lubuk Malako- Padang dan
sebaliknya. Dengan demikian, sehingga pengemudi yang tidak ada kepentingan
untuk memasuki areal pasar dapat menghindari jalur macet. Kemacetan pun dapat
berkurang karena kepadatan arus transfortasi berkurang.
Kalau
saat ini tidaklah demikian, truk, angkutan desa, ojek, travel, kendaraan
pribadi, dan angkutan umum lainnya semua menempuh jalan yang sempit itu.
Apalagi jika ada tronton, dan fuso yang melintasi jalan. Hal ini membuat
kemacetan yang sangat melelahkan.
Memang
sulit untuk memanfaatkan jalan alternative yang sudah disebutkan itu. Karena,
jarak jalan yang jauh dan melengkung menjauhi pusat kabupaten. Kekhawatiran
pemerintahan, jika jalur alternative tersebut diberlakukan, maka ada
kemungkinan aktivitas transfortasi pusat kabupaten jadi sepi. Atau mungkin,
sedikitnya minat orang untuk singgah di pasar pusat itu.
Ini
kelemahan yang tidak dicarikan solusi yang terbaik oleh pemerintah setempat.
Jika memang disadari bahwa jalan alternative yang ada tidak disengaja
terbentuknya karena memang di sepanjang jalan tersebut ada pemukiman warga,
maka seharusnya dibuat jalan lingkar yang pembangunannya memiliki analisis
dampak ekonomi daerah. Atau, mudah saja mengatasi kemacetan di Pasar
Tradisional Padang Aro dengan memindahkan lokasi pasar. Karena Pasar Semi
Modern Padang Aro yang dibangun sejak 2008 sudah banyak yang selesai, maka
relokasi pedagang pasar sangat memungkinkan.
1 Komentar
informatif, solutif :D
BalasHapus