Dakwah,
baik sebagai sebuah konsep maupun aktivitas, hendaknya selalu mengacu pada
kebutuhan sasarannya. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya memperoleh hasil
maksimal dari tujuan dakwah, yaitu terciptanya tatanan kehidupan sosial
dalam masyarakat yang lebih baik, secara material dan spiritual. Kesesuaian
konsep dan aktivitas serta tujuan dakwah ini tidak dimaksudkan mereduksi makna
dan hakikat dakwah tetapi lebih diarahkan pada efektivitas dan efisiensi dakwah.
Oleh karena itu, perbedaan yang seringkali terlihat antara satu aktivitas
dakwah dengan aktivitas dakwah yang lain tidak pada
tujuan maupun misi yang disampaikan tetapi lebih pada paradigma, strategi dan
kemasan dakwah.
Fakultas Dakwah sebagai salah satu institusi formal
penyelenggara Pendidikan Tinggi Agama yang mencetak calon pelaku dakwah sudah
seharusnya merancang dan mempersiapkan program pendidikan tersebut sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa alumni. Hal
itulah yang mendorong Fakultas Dakwah dan jurusan-jurusan yang ada di dalamnya
(Komunikasi Penyiaran Islam [KPI], Pengembangan Masyarakat Islam [PMI],
Bimbingan Penyuluhan Islam [BPI], dan Manajemen Dakwah [MD], serta Prodi
Komunikasi, Sosiologi dan Psikologi) segera merespons dengan menyempurnakan
kurikulum yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga menghasilkan lulusan yang mampu survive di dalam dunia
terbuka (learning to be), mengetahui apa yang harus diketahui dalam
masyarakat industri, teknologi, dan globalisasi (learning to think), dan
dapat berkarya untuk kesejahteraan diri dan masyarakatnya (learning to do).
Berkaitan dengan tuntutan tersebut maka kualitas lulusan
merupakan persoalan utama yang memerlukan kajian cermat dan seksama baik dari
aspek organisasi dan kelembagaan, sumberdaya manusia, maupun sarana dan
prasarananya. Mengacu pada pengembangan kurikulum dan minat studi yang ada maka
keberadaan laboratorium sebagai sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran merupakan
suatu keharusan pada masing-masing jurusan yang ada di Fakultas Dakwah.
Laboratorium-laboratorium jurusan inilah yang nantinya diharapkan menjadi
alumni yang siap pakai dan siap berkarya secara tepat dan maksimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat strategi yang
dilakukan, yaitu :
- Menata dan mengembangkan organisasi dan kelembagaan. Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan relevansinya terhadap program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi).
- Menata dan mengembangkan kurikulum nasional dan muatan lokal. Strategi ini untuk mengantisipasi tuntutan kurikulum yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menghasilkan lulusan yang mampu survive di dalam dunia global.
- Mengadakan dan mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan. Strategi ini untuk memenuhi tuntutan kurikulum dan peminatan studi (profesi) sehingga lulusan/alumni benar-benar memiliki kecakapan dan keterampilan sesuai tuntutan kompetensinya.
- Membentuk jaringan dan mengokohkan kemitraan. Strategi ini untuk mendorong dan mengakselerasikan semua potensi yang dimiliki lembaga dan meminimasi kekurangan dan hambatan yang ada sehingga terjadi proses penguatan organisasi dan kelembagaan, penguatan peningkatan kualitas SDM, serta pemberdayaan lulusan.
Khusus mengenai kajian dakwah pemberdayaan
masyarakat sebagai upaya membangun paradigma baru model dakwah yang ada di
tangan pembaca ini berawal dari lokakarya dengan tema “Tantangan dan Peluang
Pengembangan Masyarakat melalui laboratorium pengembangan masyarakat Islam”
setidaknya ada lima tujuan yang hendak dicapai :
- Memperoleh gambaran tentang tantangan dan peluang dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat secara umum maupun pada komunitas-komunitas tertentu.
- Mendapatkan pola dan model pemberdayaan masyarakat dalam konteks otonomi daerah.
- Menghasilkan rumusan mengenai pengelolaan laboratorium pengembangan masyarakat islam yang kontekstual dan marketable.
- Menjalin dan membina komunikasi antara berbagai lembaga maupun pihak yang berkompeten dan memiliki komitmen dalam bidang pengembangan masyarakat.
- Menghasilkan draft sebagai langkah awal tersedianya salah satu buku ajar bagi mahasiswa.
Kajian semacam ini sangat penting, mengingat
tantangan dan tuntutan kualitas fakultas dakwah ke depan yang semakin kuat dan
kompleks. Oleh karena itu, kajian ini diharapkan memperkokoh keberadaan dan
fungsi laboratorium dakwah. Dari laboratorium dakwah inilah peta dakwah yang
selama ini menjadi tuntutan dan kebutuhan fakultas dakwah dapat segera
terpenuhi. Dengan demikian, dakwah sebagai sebuah proses rekayasa sosial (social
engineering) untuk membangun kesejahteraan masyarakat baik secara material
maupun spirituil dapat tercapai.
Dr. H. Moh. Ali
Aziz, M.Ag
Paper ini disampaikan dalam buku : Moh. Ali
Aziz, et.all, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat : Paradigma Aksi Metodologi,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hlm. xv-xviii
0 Komentar