Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

LITERASI NEWS

PERANGKAT NAGARI DIBEKALI KESIAGAAN BENCANA
SOLSEL, LOGOSPERS- Sebanyak 39 orang utusan pemerintah nagari mengikuti sosialisasi kebencanaan menghadapi siaga darurat banjir dan longsor guna memberikan pemahaman kebencanaan daerah.

Kegiatan ini dilaksanakan mengingat Kabupaten Solok Selatan merupakan kategori daerah yang sangat rawan bencana alam. Karena itu, perlu memberikan pemahaman terhadap perangkat nagari untuk melakukan pengurangan resiko.

Hadir dalam kegiatan itu Bupati diwakili Plt Sekda Efi Yandri, Kepala BPBD Solsel Hamudis, Sekretaris Dinas Kesehatan Suardi, Sekretaris Dinsos Sapta Dewi, Sekretaris BPBD Sumardianto dan jajaran serta utusan perangkat nagari 39 orang, dan utusan dari BPBD 6 orang di Hotel Pesona, Kamis (30/1).

Efi Yandri menyebutkan, Kabupaten Solok Selatan merupakan kategori rawan bencana, mulai dari bencana banjir, longsor, gempa bumi dan letusan gunung api. Karena itu, telah dibentuk BPBD sebagai badan yang akan menangani kebencanaan secara teknis. “Kita harap dengan adanya BPBD di tingkat kabupaten, selain untuk penanganan terhadap dampak yang terjadi akibat bencana, juga diharapkan dapat memperkecil resiko serta mencegah terjadinya bencana,” ujarnya.

Akan tetapi, menanggulangi bencana tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab semua lapisan masyarakat, swasta, lembaga swadaya masyarakat, media massa, sesuai dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing. “besar harapan kami peserta yang hadir mengikuti sosialisasi didatangkan dari perangkat nagari, nantinya dapat berperan aktif dalam memperkecil resiko bencana,” terangnya.

Di Kabupaten Solok Selatan, bencana ini selalu menggerogoti masyarakat, terutama di daerah yang rawan banjir dan longsor. Menurut Efi Yandri, ada tujuh ciri-ciri terjadinya bencana, curah hujan dengan intensitas yang tinggi, keruhnya mata air yang biasanya jernih, aliran sungai yang biasa besar tiba-tiba mengecil, jatuhnya lapisan tanah pada tebing dan tumbangnya pohon-pohon yang ada di atasnya, munculnya retakan di lereng sejajar dengan arah tebing, munculnya mata air keruh dan tebing rapuh sehingga kerikil mulai berjatuhan.

Untuk itu, kata Efi Yandri, masyarakat bisa memperkecil resiko dengan meningkatkan kesadaran pentingnya hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan. “kita harus membersihkan aliran sungai jangan sampai tersumbat, memelihara tutupan hutan, mengelolah persampahan, serta meningkatkan kewaspadaan saat musim hujan.

Sementara itu, Kepala Dinas BPBD Kabupaten Solok Selatan Hamudis menyebutkan, daerah Solsel memiliki tiga titik yang dinilai paling rawan longsor. Ketiga titik itu yakni Bukit Manggis Kecamatan Sangir, Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) jorong Pinti Kayu, dan Bukit Nila Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari.

Lebih berbahaya lokasi bukit Nila, karena daerah ini sudah sering terjadi longsor tetapi belum begitu besar. Pantauan BPBD Solsel, saat ini lokasi bukit nila ditemukan retakan sepanjang 500 meter.

Tidak hanya mewaspadai bahaya longsor, BPBD juga menghimbau masyarakat yang berdomisili di sepanjang aliran sungai untuk mewaspadai banjir. Apalagi daerah rendah yang sudah menjadi langganan banjir.

Posting Komentar

0 Komentar