Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

LITERASI NEWS

MENGATASI KEMACETAN PADANG ARO MANFAATKAN JALAN ALTERNATIF ATAU RELOKASI PEDAGANG



MENGATASI KEMACETAN PADANG ARO
MANFAATKAN JALAN ALTERNATIF ATAU RELOKASI PEDAGANG
Laporan
Icol Dianto
Wartawan Harian Umum Haluan




Untuk saat ini, pasar ini adalah pasar pusat Kabupaten Solok Selatan dalam usianya yang memasuki 10 tahun sejak dimekarkan.PASAR PADANG ARO sebagai satu-satunya pasar yang terletak di pusat Kabupaten Solok Selatan ternyata memiliki kemacetan arus lalu lintas. Apalagi pada Rabu, di saat aktivitas pasar sibuk dan padat.

Polisi lalu lintas dibuat bekerja keras, dan beberapa personil dari Dinas Perhubungan setempat ikut membantu menertibkan pengendara agar lalu lintas lancar. Kondisi ini hampir dipastikan terjadi setiap hari pasar.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan di pasar tradisional ini. Yaitu, faktor manusia dan faktor sarana infrastruktur pasar. Yang menjadi indikator dalam faktor manusia termasuk di dalamnya ketidaktahuan pengendara dengan undang-undang lalu lintas, dan tidak sabar mengemudi. Parkir di pinggir jalan, sembarangan berbelok, menaik-turunkan barang dan orang di badan jalan, dan sederetan persoalan yang muncul karena kecerobohan pengguna dan pemanfaatan jalan raya.

Tentu saja faktor manusia ini harus diberi pembinaan dan pencerahan ilmu pengetahuan tentang lalu lintas. Pada umumnya mereka yang memicu kemacetan di pasar padang aro adalah para ojek yang menaik-turunkan penumpang di sembarangan tempat. Demikian juga dengan mobil yang mendistribusikan barang-barang ke pasar. Bongkar-muat yang memakan waktu 1 jam sampai 2 jam di badan jalan.

Persoalan yang demikian jelas saja bisa dibenahi dengan melakukan pembinaan terhadap pengendara, terutama para sopir ojek dan pengendara lainnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pembenahan sisi manusia tersebut dapat membuahkan hasil yang baik di lapangan jika sarana infrastruktur memadai. Tapi, jika sarana infrastruktur tidak dibenahi dan masih seperti tempo doeloe.

Faktor selanjutnya, sarana infrastruktur di sekitar pasar yang tidak memadai. Ada beberapa indikator seperti jalan yang sempit, lokasi pasar tidak memadai, tidak ada rambu-rambu lalu lintas, tidak ada terminal, dan tidak adanya batas hak antara pedagang dengan pengguna jalan. Akibatnya, faktor sarana infrastruktur ini saling berpadu dengan faktor manusia. Macetpun terjadi sampai berjam-jam.

Anehnya, walaupun kondisi macet ini diketahui oleh dinas perhubungan dan instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang akan membangun sarana infrastruktur untuk mengatasi macet tidak saling koordinasi dalam membuat program. Demikian juga tidak adanya koordinasi antara dinas terkait dengan aparat penegak tertib lalu lintas (polisi lalu lintas). Sehingga, kondisi ini dibiarkan dalam waktu 9 tahun sejak berdirinya kabupaten. 

Sebenarnya, kemacetan pasar Padang Aro dapat diurai jika dinas perhubungan mau bekerja keras dan bekerja sama dengan polisi lalu lintas. Yaitu, mengatasi kemacetan dengan membatasi kendaraan yang masuk ke pasar Padang Aro. Maksudnya, bagi pengendara yang tidak ada kepentingan ke pasar dapat menempuh jalan lingkar sehingga kepadatan arus lalu lintas berkurang.

Salah satu jalan lingkar Salah satu jalan lingkar yang dibiarkan rusak, air menggenang, tidak dirawat.
Ada beberapa jalan lingkar yang dapat ditempuh untuk menghindari kemacetan di pasar Padang Aro. Pertama jalan lingkar Sungai Padi- Kantor Samsat- Hotel Pesona Alam Sangir, atau sungai padi- simpang kantor BPS. Jalan ini bisa digunakan oleh pengguna jalan yang tidak memiliki kepentingan memasuki areal pasar dari Sungai Penuh/Kerinci menuju Padang dan sebaliknya.

Jalur Simpang Limau-Sungai Landeh-Kuok- Lubuk Gadang/Tango Akar atau jalur Simpang SDN 6 Padang Aro- Simpang Kantor Golkar yang dapat digunakan oleh pengguna jalan dari Sungai Penuh- Lubuk Malako dan sebaliknya.

Jalur Simpang Durian Tarung- Pasar Semi Modern- SMPN 3 Solok Selatan merupakan jalur yang dapat ditempuh oleh pengguna jalan dari Lubuk Malako- Padang dan sebaliknya. Dengan demikian, sehingga pengemudi yang tidak ada kepentingan untuk memasuki areal pasar dapat menghindari jalur macet. Kemacetan pun dapat berkurang karena kepadatan arus transfortasi berkurang.

Kalau saat ini tidaklah demikian, truk, angkutan desa, ojek, travel, kendaraan pribadi, dan angkutan umum lainnya semua menempuh jalan yang sempit itu. Apalagi jika ada tronton, dan fuso yang melintasi jalan. Hal ini membuat kemacetan yang sangat melelahkan.

Memang sulit untuk memanfaatkan jalan alternative yang sudah disebutkan itu. Karena, jarak jalan yang jauh dan melengkung menjauhi pusat kabupaten. Kekhawatiran pemerintahan, jika jalur alternative tersebut diberlakukan, maka ada kemungkinan aktivitas transfortasi pusat kabupaten jadi sepi. Atau mungkin, sedikitnya minat orang untuk singgah di pasar pusat itu.

Ini kelemahan yang tidak dicarikan solusi yang terbaik oleh pemerintah setempat. Jika memang disadari bahwa jalan alternative yang ada tidak disengaja terbentuknya karena memang di sepanjang jalan tersebut ada pemukiman warga, maka seharusnya dibuat jalan lingkar yang pembangunannya memiliki analisis dampak ekonomi daerah. Atau, mudah saja mengatasi kemacetan di Pasar Tradisional Padang Aro dengan memindahkan lokasi pasar. Karena Pasar Semi Modern Padang Aro yang dibangun sejak 2008 sudah banyak yang selesai, maka relokasi pedagang pasar sangat memungkinkan.

Posting Komentar

1 Komentar