Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

LITERASI NEWS

REKONTRUKSI PEMIKIRAN PERANAN ORANG TUA

Saya senang ketika orang mengutip hadis Rasul SAW tentang peran orang tua menjaga atau membesarkan dan mendidik anak. Dalam hadis itu dikatakan bahwa setiap anak yang lahir adalah fitrah (suci) dan bapak (atau ibu) yang menjadikan anak itu yahudi atau nasrani. Hadis ini tren bangat di kalangan sarjana yang meneliti peran orang tua terhadap anak. Landasan ditambah lagi dengan ayat Quran yang memerintahkan agar ayah selalu kepala keluarga hendaknya menjaga keluarga dari api neraka.

Kalau demikian sudah bisa ditebak bahwa Hipotesisnya adalah "ada pengaruh signifikan peran orang tua terhadap perilaku anak". Ini jika dicari secara kualitatif atau kuantitatif, maka analisisnya sudah bisa ditebak, bahwa orang tua tanggungjawab brsar. Andai anak nakal maka penelitian itu menyalahksn posisi orang tua. Ini sudah kuno kajiannya, meski sudah kuno, masih banyak juga calon-calon sarjana menggeluti penelitian ini.

Saya punya alasan bahwa itu penelitian kuno. Saya tidak dalam kelompok untuk tidak mengakui Quran dan Sunnah yang jadi dasar atau dalil naqliyah. Namun, perlu memperhatikan beberapa ini :
1. Allah mengingatkan bahwa istri dan anak jangan sampai melalaikan kamu dari mengingat Allah.
2. Jika orang tua mengajak anak  untuk menyekutukan Allah (atau berbuat salah lah ya), maka tolaklah mereka dengan cara yg wajar.
3. Fakta dari kisah Nabi Nuh as dimana anaknya tetap ingkar meski ayahnya telah mendidik anak tersebut.
4. Kisah Nabi Musa as dengan Nabi Khidir as tentang kisah yang mana Nabi Khidir as membunuh seorang anak kecil.
5. Menurut saya, ini ada sinyal bahwa perlu melakukan kajian terbalik, "peranan anak tethadap orang tua untuk mewujudkan kesejahteraan orang tua dalam menempuh masa-masa lanjut usia".
FAKTA :
1. Banyak anak yang telah diserahkan ke lembaga pendidikan. Mulai dari PAUD sampai kuliah di Perguruan tinggi, tetapi ketika anak tersebut katakanlah melakukan tingkah laku yang menyimpang/ masalah sosial/ perilaku abnormal, namun yang disalahkan tetap orang tua.
2. Pada umumnya tingkat pendidikan orang tua tidak memadai (rendah) untuk mendidik anak. Oleh karena itu, orang tua yang seperti kelompok ini bekerja keras membanting tulang agar anaknya dapat mengenyam pendidikan.


Posting Komentar

0 Komentar