Pasaman, LiterasiNews--- Penampilan
kesenian tradisional dari Kabupaten Pasaman, Lukah Gilo mampu memukau
ratusan pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Penampilan
Lukah Gilo di TMII pada Minggu, 27 April 2014 lalu. Kelompok kesenian
tradisional Lukah Gilo Hasan Husen dari Kumpulan Bonjol. Yang lebih
menambah penasaran pengunjung, ketika Bupati Pasaman Benny Utama
menyampaikan bahwa Lukah Gilo itu bukan sembarangan lukah pengangkap
ikan atau belut. Akan tetapi, ada nuansa-nuansa mistik di dalamnya.
“Awalnya pengunjung menganggap hanya rekayasa pemain, namun ketika
banyak yang ingin mencoba, mereka diberi kesempatan untuk
mengangkatnya,” ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Pasaman Bujang kepada Haluan.
Ada sekitar 30 orang pengunjung yang mencoba, mereka bergiliran 5
orang sekali tampil. “Awalnya sorakan pengunjung yang ikut bermain
sangat girang, namun setelah memulai untuk mengangkat, kerutan kening
dan keringat yang bercucuran sebagai tanda bahwa mereka tidak mampu
mengangkatnya,” sebut Bujang.
Penampilan kesenian yang menghabiskan waktu 1 jam 52 menit itu,
diisi dengan banyak variasi, terdiri dari kata-kata persembahan (pidato
pasambahan), penampilan silat tuo yang merupakan salah satu permainan
anak nagari untuk menyokong kegembiaraan, serta penampilan lukah gilo.
Menurut Bujang, Lukah Gilo memang ada pembacaan mantra-mantra dan
nyanyian oleh akongnya. Pengendali menggunakan tongkat kecil untuk
mengendalikan gerak Lukah Gilo.
Lukah merupakan alat perangkap
ikan, terbuat dari anyaman rotan/bambu yang diletakan di aliran sungai
atau batang air. Kesenian Lukah Gilo muncul karena di Kabupaten Pasaman
banyak terdapat batang air, sehingga tradisi menangkap ikan dengan lukah
menjadi mata pencaharian masyarakat waktu itu. Lukah Gilo atau Gilo
Lukah adalah lukah yang dibentuk seperti boneka dan kemudian diberi
mantra oleh seorang pawang.
Dengan izin Allah, setelah dibacakan mantra lukah tersebut bergerak
liar. Semakin banyak orang yang mencoba menahan lukah maka semakin kuat
gerakannya. Gerakan lukah baru berhenti apabila pawing menarik
mantranya.
Kesenian dengan unsur magic itu masih tetap eksis khususnya di kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman.
Turut
hadir menyaksikan penampilan kesenian Lukah Gilo, Bupati Pasaman Benny
Utama, Asisten II Hermanto dan asisten III Anwir Salam, Kepala Bappeda,
Kepala Inspektorat, Kadis Budparpora Bujang, dan rombongan SKPD lainnya.
0 Komentar