PERLU SINGKRONISASI PROGRAM
LINTAS SEKTORAL
SOLSEL, LOGOSPERS- Upaya memutus mata rantai
kemiskinan terus digalakkan. Kali ini, sebanyak 803 kepala keluarga (kk) menerima
bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap iv.
PKH
merupakan bantuan bersyarat untuk pengentasan kemiskinan yang diluncurkan sejak
2007 lalu oleh Kementerian Sosial RI, namun baru pertama kalinya (perdana)
sampai dan diterima oleh masyarakat.
Adapun rincian
masyarakat penerima, di Kecamatan Sangir 245 kk dengan anggaran Rp181.625.000, Pauh
Duo 146 kk dengan anggaran Rp104.550.000, Sungai Pagu 138 kk dengan anggaran Rp99.650.000,
dan Koto Parik Gadang Diateh 274 kk dengan besar bantuan Rp196.825.000.
masing-masing keluarga yang menerima tidak sama dan disesuaikan dengan kategori
yang dimiliki.
Kepala Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Solok Selatan Ismael melalui Kabid
Sosial Syarkawi menyebutkan, PKH merupakan program yang memprioritaskan pada bidang
kesehatan dan pendidikan ibu dan anak yang tergolong sangat miskin.
Penerima program
PKH ini datanya dari pusat langsung, yang diambilkan dari hasil sensus. Jadi,
tidak ada yang namanya unsur kedekatan dan famili pejabat. Selain itu, untuk
penerima PKH 2014, sudah turun pula data untuk dua kecamatan, yaitu Kecamatan
Sangir Batang Hari dan Balai Janggo. Operator/pendamping PKH segera untuk
melakukan validasi data.
Sebagai kabupaten
yang memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah ruah, namun berbanding
terbalik dengan kesejahteraan masyarakat. Data dari Pendataan Program Perlindungan
Sosial Badan Pusat Statistik (PPLS BPS) Kabupaten Solok Selatan 2011,
menyebutkan 10.064 rumah tangga yang termasuk kategori miskin. Oleh karena itu,
perlu singkronisasi program lintas sektoral untuk mengentaskan kemiskinan di
daerah ini.
“Tingginya angka
kemiskinan di daerah kita menjadi momok dan persoalan krusial, karena itu perlu
langkah dan program penanggulangan yang saling terkoneksi dan singkronisasi
dengan melibatkan berbagai sektor pemerintahan,” ujar Bupati Solok Selatan H
Muzni Zakaria.
Menurut Bupati,
meskipun keluarga yang telah mendapatkan Progam Keluarga Harapan (PKH) namun
dinas lain, seperti dinas pendidikan dan dinas kesehatan harus memperhatikan
para penerima progam.
“Inilah yang
saya maksud harus singkron, mereka dapat bantuan hanya sedikit dari program PKH
ini. Kalau memang ada anaknya yang sekolah maka Dinas Pendidikan harus
merekomendasikan ke sekolah yang bersangkutan untuk mereka mendapatkan bantuan
beasiswa miskin,” ujarnya.
Selain dinas
pendidikan, seperti dinas kesehatan, perhatikan juga kesehatan keluarga yang
mendapatkan program kemiskinan ini. Sudahkah mereka mendapatkan kartu jaminan
kesehatan, baik dari program pusat maupun dari provinsi dan daerah.
Langkah tersebut
sangat jelas dapat mengurangi kemiskinan. Apalagi dinas pertanian memperhatikan
mereka, dengan membina masyarakat penerima program ini untuk tergabung dalam
kelompok tani. Sehingga, masyarakat miskin di daerah ini benar-benar
terakomodir oleh program pengentasan kemiskinan yang diusung oleh pemerintah.
“Bagaimana pun
bagusnya program tetap menemui kendala di lapangan. Seperti tidak tahunya
puskesmas tentang peran kartu PKH dan sulitnya meminta data di posyandu untuk
melihat penerima program PKH, sudah berobat apa belum. Untuk diketahui, kartu PKH
sama dengan kartu jamkesmas, mereka yang menerima PKH itu otomatis mendapatkan
pelayanan kesehatan. Bagaimana ini bisa dipahami oleh petugas, maka itu harus
disampaikan oleh kepala dinas kesehatan,” pungkas Muzni. (h/col).
0 Komentar