Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

LITERASI NEWS

DPP-ASKOPIS: Perangi Hoax dan Tolak Politisasi Agama dalam Pemilu 2024

Dewan Pakar ASKOPIS 2022-20226

Jakarta, LiterasiNews--- 
Kegiatan pelantikan dan rapat kerja nasional Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (DPP-ASKOPIS) sukses terselenggarakan. Sekjen Kementerian Agama Profesor Nizar berharap, asosiasi tersebut menjadi garda terdepan untuk membangun kesadaran masyarakat antihoax dan meminimalisir politisasi agama dalam pemilu 2024.

Dalam kegiatan itu, DPP-ASKOPIS menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Menangkal Isu Hoax dan Politisasi Agama Di Media Menjelang Pemilu 2024″. Hadir narasumber dari Kominfo RI, KPI, KPU, dan Dewan Pakar DPP-Askopis, Jakarta (1-2/9/2023).


 

Dalam sambutannya, Wakil Komisi VIII DPR RI Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan sambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya, tema yang diangkat oleh DPP ASKOPIS pada Seminar Nasional tersebut sangat update menjelang PEMILU 2024. Hoax dan politisasi agama kerap terjadi dan merupakan keniscayaan dalam pesta demokrasi, tugas kita agar tidak chaos dan meminimalisir dampaknya sehingga Pemilu bisa berjalan demokratis, aman, damai dan kondusif.

“Perlu sinergi dan kolaborasi dari semua pihak membangun tatanan demokrasi kita yang sehat, bermartabat dan damai. Saya berharap DPP ASKOPIS akan mampu memainkan peran penting dan berada di garda terdepan dalam menangkal hoax dan membangun Demokrasi Indonesia yang damai bebas dari hoax dan politsasi SARA,” pintanya.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Usman Kansong, menyebutkan bahwa mencegah disinformasi politik di Pemilu 2024 membutuhkan kolaborasi pemerintah, penyelenggara pemilu, elite politik, partai politik, masyarakat sipil, media arus utama, platform digital, dan seluruh masyarakat.

“Perlu digalang gerakan antihoaks politik menjelang Pemilu 2024 dengan pelibatan pentahelix. Bila kita berhasil mencegah disinformasi politik di media sosial yang menjadi pangkal stagnasi dan regresi demokrasi, maka kita sukses menjaga bahkan meningkatkan kualitas demokrasi di negeri kita ini,” pungkasnya.


Evri Rizqi Monarshi, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, menjelaskan bahwa pentingnya literasi media. Literasi media adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan-pesan dalam berbagai bentuk media. Dalam konteks pemilu, literasi media meliputi pentingnya membedakan fakta dan opini, mengidentifikasi sumber, dan menilai Informasi. Pemerintah dapat berperan dalam mengawasi dan mengatur penyebaran informasi di media, khususnya media sosial. Misalnya, dengan menerapkan hukuman bagi mereka yang dengan sengaja menyebarkan hoax. Sementara itu, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan masyarakat umum bisa berpartisipasi dalam upaya verifikasi fakta dan melawan penyebaran hoax.

M. Afifuddin, anggota KPU RI menjelaskan bahwa Pemilu merupakan arena kompetisi atau konflik yang sah dan legal untuk meraih atau mempertahankan kekuasaan. Indonesia telah mengatur pemilu serentak, desain keserentakan Pemilu 2024 dapat digunakan sebagai sarana integrasi bangsa dan menata kemajuan bangsa dalam bingkai NKRI.

Meskipun begitu, pemilu memiliki dampak negatif yang salah satunya adalah maraknya informasi hoax, penggiringan opini, ujaran kebencian, penyebaran gagasan intoleran. “Kehadiran DPP-ASKOPIS sangat tepat, terutama untuk membangun kesadaran masyarakat anti-hoax,” pungkas M. Afifuddin.

Afifuddin menambahkan, faktor penyebab munculnya hoax dikarenakan masyarakat mudah menerima dan menkonsumsi berita hoaks, maraknya praktik jurnalisme yang tidak terkontrol di media sosial, absennya faktor etis yang membuat proses produksi informasi yang ideal terputus, dan salah satu ekses negatif jurnalisme warga adalah orang tak peduli kewajiban etis jurnalisme.



Data BPS melalui Survei Susenas 2021, 62,10 % populasi Indonesia mengakses Internet. Tingginya penggunaan internet mencerminkan iklim keterbukaan informasi dan penerimaan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan perubahan menuju masyarakat informasi. Dewan Pakar Askopis, Prilani menjelasakan bahwa dari konteks tersebut banyak resiko yang diterima dan hadapi oleh masyarakat pengguna media. Salah satu resiko yang paling banyak terjadi adalah ruang pribadi masyarakat yang begitu bebas tidak ada batasan.

Dari resiko tersebut diperlukan langkah-langkah mitigasi secara khusus, apalagimenyambut Pemilu 2024, untuk mengurangidampak politik dan kerawanan daridinamika politik di dunia digital menjelangpemilu.

Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Program Magister Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, Dr. Icol Dianto, S.Sos.I, M.Kom.I., mengucapkan selamat dan sukses atas pelantikkan kepengurusan dan rapat kerja nasional DPP-ASKOPIS periode 2022-2026. “Saya ucapkan selamat kepada semua pengurus yang dikomandoi oleh Kiyai Doktor Zamroni, dan saya bersyukur dua orang dosen Magister KPI UIN Syahada sudah masuk dalam keanggotaan Askopis, dan juga ada yang menjadi pengurus DPP-ASKOPIS,” ucapnya.


Dia mengapresiasi seminar nasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (Askopis) yang mengangkat seminar nasional dengan tema “Menangkal Isu Hoax dan Politisasi Agama Di Media Menjelang Pemilu 2024″.

Dia menjelaskan Hoax merupakan musuh bersama dalam menegakkan kebenaran. Hoax menyalahkan atau membelokkan kebenaran, dan Hoax membenarkan kesesatan. Oleh karena itu, hoax menjadi musuh yang harus diperangi bersama.

Posting Komentar

0 Komentar