![]() | |
Icol Dianto, S.Sos.I., M.Kom.I |
Tugas mulia kerasulan itu, tidak serta merta diterima
oleh manusia. Mereka mengingkari ajakan rasul, memperolok-olok bahkan
melemparkan tuduhan-tuduhan mungkar terhadap rasul. Pada beberapa kasus keturunan
Bani Israel, mereka sampai melakukan pembunuhan kepada para utusan Allah.
Perilaku keji itu sentiasa diterima oleh para rasul sejak Nabi Nuh as sampai
Nabi Muhammad Saw. Hanya mereka yang condong hatinya kepada kebenaran sajalah
yang diselamatkan dan diberi hidayah oleh Allah Ta’ala.
Terhadap kerasulan Nabi Muhammad Saw, manusia paripurna
yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, itupun mendapatkan tantangan
yang amat keras. Penolakan yang dilakukan oleh kerabatnya sendiri, para pemuka
kaum kafir Quraisy, mulai dari penolakan risalah, tuduhan-tuduhan mungkar,
bahkan perencanaan pembunuhan kepada Nabi Muhammad Saw. Peperangan kafir
Quraisy dengan umat Islam merupakan bukti nyata keinginan para pembangkang
Tuhan untuk melenyapkan utusan Allah. Mereka tidak menyadari bahwa pengingkaran
mereka kepada rasul merupakan pembangkangan mereka kepada Allah, sang penguasa
jagad raya yang telah memberi titah kepada manusia pilihan-Nya.
Dalam tulisan ini, penulis hendak menjelaskan ada tiga
bentuk tuduhan mungkar para kafir Quraisy atas kerasulan Muhammad Saw. Tuduhan
mungkar itu adalah tuduhan bahwa Muhammad Saw sebagai ahli sihir, Muhammad Saw
sebagai penyair dan Muhammad Saw seorang yang gila. Na’udzubillahimindzalik.
Tuduhan-tuduhan itu dibantah oleh Allah Ta’ala, dzat yang telah memberi
titah, bahwa tuduhan-tuduhan keji itu tidaklah benar sekalipun di antara
tuduhan-tuduhan itu ada pertanda pengakuan atas kehebatan Rasulullah Saw.
Dalam perspektif budaya, dua tuduhan mungkar kafir
Quraisy dapat dikategorikan sebagai pengakuan atas kehebatan rasul, yakni
pengakuan ahli sihir dari kafir Quraisy bahwa Nabi Muhammad Saw itu seorang
ahli sihir dan pengakuan sastrawan kafir Quraisy bahwa Nabi Saw seorang
penyair. Sementara itu, tuduhan ketiga sangatlah mungkar dan keji yakni tuduhan
bahwa Nabi Saw seorang yang gila. Pembelaan Allah Ta’ala terhadap
tuduhan-tuduhan itu menandakan bahwa para utusan Allah benar-benar kandidat
yang dipilih langsung oleh Allah, bukan pesuruh dari yang lain. Apa saja yang
dikatakan oleh para utusan, termasuk Nabi Muhammad
Saw, merupakan petunjuk dan arahan dari Allah.
1.
PENGAKUAN AHLI SIHIR
Sihir merupakan kebudayaan umat manusia yang
dapat melakukan hal-hal ghaib di luar nalar manusia. Pada masa lampau, sihir
sangat diagungkan oleh masyarakat jahiliyah yang tidak beriman kepada Allah
Ta’ala. Tukang sihir (ahli sihir) mendapatkan tempat mulia di sisi penguasa
purbakala. Demikian pola pikir masyarakat pada waktu itu. Kehebatan tipu
muslihat tukang sihir, telah menjadi senjata handalan para musuh Allah Swt
untuk melawan para rasul-Nya. Termasuk apa yang dilakukan oleh Fir’aun dengan
tukang sihirnya untuk menentang Nabi Musa as, ahli tenung gereja Dewa Amun pada
masa Nabi Yusuf as yang dengan sihirnya dapat menakwilkan mimpi-mimpi dengan
bantuan syaithan, kecuali mimpi Raja Mesir yang tak sanggup mereka takwilkan.
Sungguh banyak kisah ahli sihir ini disampaikan dalam al-Quran. Pada akhirnya,
kenabian dan kerasulan para utusan allah diukur oleh masyarakatnya (umatnya)
dengan kemampuan mistis yang dimiliki oleh nabi dan rasul itu.
Mu’jizat Nabi Musa as menghidupkan orang mati, mendatangkan hidangan dari
langit, membelah lautan, tongkatnya jadi ular, dan tangannya yang putih ketika
dikeluarkan dari ketiaknya, dianggap sihir oleh para penentang kerasulannya. Kisah Nabi Musa as banyak tersebar dalam
al-Quran, dan yang berkaitan dengan kata-kata sihir
terdapat diantaranya dalam QS. al-A’raf: 104-122 dan QS. Yunus: 76. Nabi Isa as
dalam QS. Al-Maidah: 109-110, yang memiliki mu’jizat menghidupkan orang mati,
menerangkan makanan dan minuman yang disimpan di rumah orang lain, menyembuhkan
berbagai penyakit bawaan juga dianggap sebagai sihir. Tidak terlepas juga nabi
Muhammad saw dengan kitab suci al-quran dianggap sebagai kitab sihir dan nabi
dijuluki sebagai ahli sihir. Banyak lagi kisah para nabi dan rasul allah swt
yang diminta untuk memperlihatkan tanda-tanda kerasulannya melalui kekuatan
megis, namun ketika nyata kebenaran kerasulan mereka, malah umat penentang
menyebutkan semua mukjizat itu sebagai sihir.
Al-Quran surat al-Baqarah: 102 menjelaskan tentang sihir, bahwa sihir itu
diajarkan oleh syaithan. Kemudian pada masa kerajaan Sulaiman, sihir diajarkan
oleh syaithan dan dua orang malaikat, yaitu harut dan marut di negeri Babilonia.
Syaithan mengajarkan sihir kepada manusia supaya manusia kafir, sementara dua
orang malaikat yang mengajarkan sihir itu merupakan cobaan bagi masyarakat Babilonia,
karena dikatakan sebelum dua orang malaikat itu mengajarkan sihir mereka
menyampaikan bahwa sesungguhnya mereka diutus ke negeri Babilonia sebagai
cobaan saja bagi masyarakat, karena itu masyarakat jangan sampai kafir kepada Allah
Ta’ala.
Tuduhan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai ahli sihir dapat dilihat pada QS.
al-An’am: 7-8, sebagai berikut:
“Dan kalau Kami turunkan kepadamu (Muhammad) tulisan di
atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri,
tentulah orang-orang kafir itu berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata” dan mereka berkata “mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad)
malaikat?” dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai
urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun)”.
Selanjutnya, Tuduhan bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai
tukang sihir juga terdapat dalam QS. Yunus: 2,
“Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada
seorang laki-laki di antara mereka: “Berilah peringatan kepada manusia dan
gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di
sisi Tuhan mereka”. Orang-orang kafir berkata: “Sesungguhnya orang ini
(Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata”.
QS. Hud: 7,
“dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya
kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan
berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”.
Berdasarkan beberapa ayat al-Quran yang disampaikan di atas bahwa ada dua
poin penting yang perlu dipahami bahwa (1) sesungguhnya orang-orang kafir yang
mengatakan kehebatan yang diperbuat rasul merupakan sihir. Layaknya sebuah
pengakuan seseorang dikatakan penyihir jika ia mampu melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat dilakukan oleh ahli sihir. Dalam hal ini, mereka
mengakui para nabiyullah sebagai penyihir, berarti kemampuan megis para nabi
dan rasul menyamai ahli sihir dari golongan manusia. Bahkan kemampuan nabi dan
rasul jauh mengungguli kemampuan yang dimiliki oleh ahli sihir pada waktu itu.
(2) Allah Ta’ala membantah bahwa kemampuan luar biasa yang dilakukan oleh nabi
dan rasul-Nya, bukan sihir melainkan itu adalah tanda-tanda yang nyata (kebenaran)
dari Allah, Tuhan Semesta Alam, sebagai pembenaran dari kerasulan mereka.
2.
PENGAKUAN
PENYAIR
Penyair merupakan orang yang ahli bermain kata-kata, yang
dengan kata-katanya yang indah mampu mempengaruhi perasaan dan pikiran orang
lain. Arab jahiliyah sangat mengagungkan syair. Mereka yang ahli syair memiliki
strata sosial yang tinggi di tengah masyarakat. Menurut
ahli sejarah, bangsa Arab menjadikan budaya lisan sebagai pelestarian tradisi.
Salah satu budaya lisan itu adalah syair. Syair dapat berupa ungkapan perasaan, pikiran,
pengetahuan dan pengalaman hidup.
Masyarakat Arab jahiliyah telah menggunakan syair sebagai
alat propaganda pada masa perang antar suku. Dalam sejarah dikenal dengan ayyamul
arab, yaitu hari-hari bangsa arab yang diliputi oleh peperangan antar suku.
Syair digunakan untuk membangkitkan rasa kesukuan dan juga sebagai alat untuk
menyerang pihak lawan. Pada suatu tempat, yang dikenal dengan pasar Ukadz,
menjadi tempat khusus untuk kegiatan membuat dan membacakan syair-syair di
depan umum. Di antara syair-syair yang terpilih kemudian digantungkan di
dinding Ka bah sebagai bentuk apresiasi yang biasa disebut muallaqat (Hakim,
2003:17-18). Demikian masyarakat arab jahiliyah memberikan kedudukan mulia bagi
seorang ahli syair/ penyair.
Nabi Muhammad Saw diutus kepada masyarakat yang telah
mengenali ilmu pengetahuan dan telah memiliki peradaban yang lebih maju
dibandingkan dengan masa-masa rasul terdahulunya. Kemukjizatan Nabi Muhammad
Saw tidak lagi berkutat pada kekuatan megis seperti ahli sihir, melainkan juga
mesti menandingi kesastraan bangsa Arab jahiliyah dan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, al-Quran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw yang
mencakup dan melebihi semua aspek peradaban manusia pada waktu itu. Al-Quran memiliki gaya bahasa melebihi gaya bahasa yang
ada pada syair para penyair, sehingga al-Quran mengungguli kitab-kitab syair
yang telah ada. Kelebihan itulah yang mendorong orang-orang kafir menuduh bahwa
Nabi Muhammad Saw seorang penyair dan al-Quran itu merupakan karya syairnya. Dengan demikian, tuduhan ini mengindikasikan bahwa mereka
mengakui kebenaran yang dibawa oleh rasululllah saw, benar-benar hebat melebihi
kitab-kitab syair, sehingga dorongan hawa nafsu kafir Quraisy memberikan
tuduhan itu kepada rasulullah.
Kita dapat menelusuri kisah tuduhan ini dalam al-Quran
surat al-Haqqah: 40-52, QS. Al-Anbiya: 5, QS. Asy-Syu’ara: 224-227, QS. Ash- Shaffat: 35-37, dan QS. Ath-Thuur: 29-30. Meski tuduhan itu dapat dinilai sebagai pengakuan
kehebatan al-Quran dan kemukjizatan Nabi Muhammad Saw, namun Allah Ta’ala
membantah tuduhan itu. Pembelaan ini sangat diperlukan dengan alasan bahwa
al-Quran merupakan kebenaran yang datang dari Allah untuk pedoman hidup bagi
alam semesta. Bukan bikinan para penyair yang pandai
berbicara namun penyair itu kebanyakan membolak-balikan kata, pandai bermain
kata-kata, namun tidak mengerjakan apa yang dikatakannya itu. Dengan begitu, syair yang dihasilkan oleh para penyair
itu tidak lain hanyalah kebohongan belaka. Oleh karena itu, al-Quran tidaklah
sama dengan kitab syair, dan Muhammad Saw bukan seorang penyair.
Dalam QS. Asy- Syu’ara: 224-227 dijelaskan bahwa penyair itu diikuti oleh
orang-orang yang sesat, penyair suka bermain kata-kata, tidak mempunyai tujuan
yang baik, tidak berpendirian, tidak mengerjakan apa yang dikatakannya.
Adapun pembelaan allah
ta’ala terhadap tuduhan orang-orang kafir bahwa nabi Muhammad saw adalah
penyair, dapat ditampilkan pada ayat berikut ini:
QS. al- Anbiya: 5
“Bahkan mereka berkata (pula): “(al-Quran itu
adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri
seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana
rasul-rasul yang telah lalu diutus”.
Dalam QS. Al- Haqqah: 40-52 dengan gamblang diijelaskan
Allah Ta’ala bahwa sesungguhnya al-Quran itu bukan hasil ramuan syair para
penyair, dan Nabi Muhammad Saw bukan sekali-kali seorang penyair. Allah
memberikan jaminan bahwa tidak satu katapun kata dan kalimat dari al-Quran itu
lahir dari perenungan Rasulullah Saw. Al-Quran itu merupakan kebenaran di atas
segala kebenaran, karena bersumber dari Allah yang Maha Benar. Bahkan kalau
Rasulullah mencoba untuk memasukan satu kata dari beliau dalam susunan
al-Quran, maka Allah Ta’ala akan melenyapkan (membinasakan) diri Muhammad,
dengan dipotongnya tali jantungnya. Demikian jaminan Allah atas keunggulan
al-Quran dan rasul-Nya, bahwa keduanya tidak ada kait-mengait dengan syair.
3.
PENGAKUAN
KERABAT NABI
Pada umumnya, lawan para Nabi dan rasul Allah
itu adalah kerabat dan kaumnya sendiri. Nabi Yusuf as, dimusuhi oleh
saudara-saudaranya, Nabi Nuh as dimusuhi anak dan menantunya, Nabi Ibrahim
dimusuhi bapaknya, Nabi Muhammad Saw dimusuhi paman-pamannya dan kerabatnya,
dan para nabi dan rasul lainnya dimusuhi oleh kaumnya. Tampaknya telah menjadi
takdirnya para nabi dan rasul dimusuhi oleh orang-orang terdekat mereka. Nabi
Muhammad Saw bahkan dimusuhi habis-habisan oleh paman-pamannya dari suku
Quraisy. Perang besar dalam Islam pada masa rasulullah, itu melawan pasukan
kafir Quraisy yang dipimpin oleh paman-paman Nabi.
Permusuhan tersebut dilatari atas kesombongan
yang ada pada orang-orang kafir itu. mereka merasa lebih pantas menjadi orang
terpandang, bahkan untuk jadi rasul/ utusan Allah, ketimbang dari Muhammad. Kecongkakan itu
membutakan mata hati dan syaithan menjadikan baik perbuatan mereka yang salah
itu. api permusuhan dikobarkan kepada utusan allah, meski utusan itu adalah
kerabatnya sendiri. Kafir-kafir quraisy telah melemparkan fitnah yang keji dan
bahkan berupaya untuk membunuh nabi Muhammad saw. Di antara tuduhan yang keji
itu adalah menyebarkan fitnah bahwa Nabi Muhammad Saw seorang yang hilang akal/
gila.
Tuduhan ini dapat dilihat pada beberapa ayat
al-Quran, di antaranya QS. Ash- Shaffat: 35-37 dan QS. Ath-Thuur: 29-30. Kafir
Quraisy telah mendapatkan keuntungan dari penyembahan terhadap berhala-berhala
dari berbagai suku dan daerah, yang diselenggarakan di Ka’bah/Baitullah. Ketika
rasul menyerukan hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah, maka akan berimbas pada
keyakinan para penyembah berhala. Pada akhirnya, akan ada imbas atas keuntungan
perniagaan yang selama ini dikuasai oleh orang-orang kafir Quraisy. Tentu saja,
seruan hanya ada satu Tuhan dapat membayahakan posisi sosial mereka. Sehingga dengan
kesombongan, mereka menyatakan bahwa Muhammad yang menyerukan tiada tuhan
selain allah, hanya ada satu tuhan saja, itu tidak lain adalah orang yang gila.
QS. ASH-SHAFFAT: 35-37
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha
illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri.
dan mereka berkata: “Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?”
sebenarnya Dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan
Rasul-rasul (sebelumnya)”.
QS. ATH-THUUR: 29-30
“Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu
bukanlah seorang tukang tenun dan bukan pula seorang gila.
bahkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu
kecelakaan menimpanya”.
Dari tiga tuduhan yang disampaikan di atas,
tuduhan dari kerabat ini paling menyakitkan dan paling keji. Jika dua tuduhan
sebelumnya masih tersimpan penghormatan dan pengakuan, namun tuduhan ketiga ini
tidak ada lagi penghormatan melainkan dengan maksud merendahkan diri Muhammad.
Meski demikian, ketiga-tiga tuduhan itu sama-sama ditolak Allah Ta’ala karena
Muhammad Saw bukan seorang penyihir, bukan seorang penyair dan bukan seorang
yang hilang akal. Nabi Muhammad Saw dan Risalah yang dibawanya merupakan rahmat
bagi seluruh alam. Semoga bermanfaat. Aamiiin ya rabbal’alamin.
Artikel ini diterbitkan pada Bulletin Al-Irsyad Volume 4 Nomor 1 Tahun 2018. Silahkan Download di sini: PEMBELAAN ALLAH TERHADAP TIGA TUDUHAN MUNGKAR KAFIR QURAISY ATAS KERASULAN MUHAMMAD SAW
0 Komentar