PELANTIKAN DEWAN PENDIDIKAN
YUNZAR LUBIS : JANGAN ADA KRIMINALISASI GURU
LB. SIKAPING- Demi terwujudnya transparansi dunia pendidikan serta
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,
Pemkab Pasaman kembali melantik Dewan Pendidikan, Senin (21/4).
Dewan
pendidikan tersebut diketuai oleh Yunzar Lubis, dari unsur Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dipercayai untuk masa bakti 2014-2019.
Menurut Bupati Pasaman Benny Utama
menyebutkan, Dewan Pendidikan adalah ujung tombak kemajuan pendidikan di
Pasaman. Dewan Pendidikan adalah orang-orang yang berkompeten sesuai dari unsur
masing-masing.
“Bekerja Dewan Pendidikan, maka majulah
pendidikan di daerah ini. Akan tetapi, sebaliknya kalau Dewan Pendidikan tidak
maju maka pendidikan pun bisa terpuruk,” ujar Benny Utama.
Menurut Benny, perlu diadakan evaluasi
lulusan pendidikan. Ada tiga jenis pendidikan yang perlu diperhatikan. Yaitu,
sekolah umum, sekolah agama, dan sekolah kejuruan. Kalau sekolah umum, SMA
misalnya, itu sudah biasa saja melanjutkan ke perguruan tinggi umum.
Namun, Kata Benny Utama, sekolah agama,
Madrasah Aliyah misalnya, harusnya bisa menjadi mubaligh-mubalihg di
kampungnya. Atau, mereka bisa melanjutkan sekolah ke kampus yang pendidikan
agamanya singkron. Apakah mereka melanjutkan ke IAIN, UIN atau Universitas Al
Azhar di Kairo.
Untuk sekolah kejuruan, itu perlu disusun
kurikulum yang melahirkan keahlian bagi siswa lulusannya. Misalnya ada
pelatihan pendek bagi siswa yang bisa mengotak-atik handphone. Itu sudah
menjadi pasar nantinya bila siswa sudah lulus.
Mengenai pendidikan gratis, tentu sepuluh
tahun ke depannya, tidak ada lagi putra-putri Pasaman yang tidak sekolah dan
minimal berpendidikan SLTA sederajat.
Tentu juga perlu didukung dengan partisipasi
masyarakat untuk mendorong anaknya bersekolah. “Perlu konseling atau pencerahan
untuk orang tua akan pentingnya pendidikan. Maka, Dewan Pendidikan mengambil
kerja tersebut,” ungkapnya.
Di daerah yang jauh dari pusat kabupaten,
masih ada orang tua yang menyampaikan kepada anak-anaknya bahwa pendidikan
tidak penting. Ucapan kuno yang disampaikan orang tua, untuk apa pendidikan
tinggi-tinggi, toh kelak tidak akan jadi pegawai.
“Itu anggapan yang salah. Kalau masyarakat
berpendidikan, mereka bisa mempelajari ilmu pengetahuan sesuai bidang yang
ditekuni. Apalagi biaya pendidikan tidak lagi mengeluarkan biaya,” sebutnya.
Lahan yang luas untuk bertani, maka perlu
dibarengi dengan pendidikan yang memadai. Kalau jadi petani, mereka akan jadi
petani terdidik. Masyarakat yang tidak terdidik yang turun bertani, maka dalam
satu hektare tanah itu ditanaminya segala macam jenis pertanian.
Harapan program pendidikan gratis, maka
akan lahir pegawai yang terdidik, petani terdidik, dan apapun yang digeluti,
mereka mempunyai pendidikan dan pandangan luas untuk memajukan usaha mereka.
“Persoalan pendidikan tidak bisa
ditawar-tawar. Bagi Pemda Pasaman, dengan pendidikan untuk memutus mata rantai
kemiskinan yang membelit daerah ini,” pungkasnya.
0 Komentar