TEKAN LEDAKAN
PENDUDUK
56 AKSEPTOR
PASAMAN BERALIH KE MOW
PASAMAN- Sebanyak
56 orang akseptor Keluarga berencana (Kb) beralih ke Motoda Operasi Wanita
(MOW), karena MOW dinilai aman untuk jangka panjang sebagai alat kontrasepsi.
Pemakaian akseptor tersebut, guna menekan
ledakan penduduk. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
(BPPKB) Yusnimar melalui Kepala Bidang KB Ermitta menyebutkan, diantara
kontrasepsi, MOW paling aman untuk kaum ibu. Selama ini, kaum ibu sebagai akseptor
lebih memilih kondom, pil dan suntik. Akan tetapi tiga jenis kontrasepsi itu
kurang aman.
Program kontrasepsi yang aman maka kemungkinan
gagal hanya kecil. Jika angka kelahiran dapat ditekan maka ledakan penduduk
otomatis pun tertekan. “Kalau ada yang lebih aman mengapa harus memilih yang
tidak aman. Kini kaum ibu sudah menyadarinya, mereka beralih ke MOW,” ujar
Ermitta, Senin (21/4).
Kabid Kb Ermitta juga menjelaskan, akseptor yang
memasang MOW pada kegiatan yang dilaksanakan di Bonjol pada pekan lalu,
melonjak melebihi target pemasangan MOW. “Targetnya untuk kontrasepsi MOW itu
hanya 30 orang pada tahun ini, namun satu kegiatan kemarin itu sudah melebihi
target, sebesar 56 orang,” sebutnya.
MOW yang dilakukan terhadap 56 orang akseptor
tersebut, merupakan tindakan pengikatan bukan pemotongan. “MOW yang kita
lakukan hanyalah pengikatan terhadap saluran telur wanita agar sel telur tidak
dapat dibuahi,” katanya.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan di Bombay
Kecamatan Panti, dalam rangka pencanangan bulan kreativitas PL-KB dan bulan bakti
IBI-Kb Kesehatan, sebanyak 52 akseptor bergabung. Di antaranya 15 orang IUD dan
37 orang lainnya memakai implant.
Khusus di Bombay, kondisi masyarakat yang belum
menyadari pentingnya kegiatan Kb. Kampung kecil namun padat anak-anak kecil
dengan kondisi rumah masyarakat kecil dan pengab.
0 Komentar