Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

LITERASI NEWS

PEMKAB SOLSEL BEKALI 100 PEMUDA SIAGA BENCANA

WASPADAI BENCANA,
PEMKAB SOLSEL BEKALI 100 PEMUDA SIAGA BENCANA
SOLSEL, LOGOSPERS- Sebanyak 100 orang pemuda yang direkrut dari setiap nagari yang rawan bencana di Kabupaten Solok Selatan diberi pembekalan kebencanaan guna mewaspadai bencana banjir dan longsor yang mengancam daerah itu.

Mereka tergabung dalam Kelompok Siaga Bencana (KSB), yang disiapkan menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana untuk meminimalisir resiko bencana di tingkat nagari. KSB, selain didatangkan dari pemuda nagari, juga melibatkan pusdalops BPBD kabupaten. Ada 8 nagari yang dilibatkan, setiap nagari dibekali 10 orang pemuda. Nagari-nagari tersebut dianggap rawan bencana banjir dan longsor, yaitu Padang Air Dingin, Sungai Kunyit, Ranah Pantai Cermin, Lubuk Gadang Utara, Pauh Duo Nan Batigo, Pasar Muara Labuh, Pasir Talang Selatan, dan Pakan Rabaa.

Ikut serta dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Solok Selatan H. Abdul Rahman, Kepala BPBD Solsel Hamudis, Sekretaris BPBD Sumardianto, Rusdi Harmen, dan Dalwison serta menghadirkan nara sumber Kasi Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sumbar Harmis.

Data BPBD, Kabupaten Solok Selatan memiliki topolografi berbukitan sehingga mengancam rawannya gerakan tanah (longsor), memiliki gunung kerinci yang aktif sehingga rawan bencana gempa, dan memiliki banyak sungai besar, mulai dari batang sangir, batang bangko, batang suliti, batang pangian dan batang liki yang setiap saat bisa meluap sehingga terjadinya banjir. Kabupaten Solok Selatan juga dilewati patahan semangka segmen suliti yang juga rawan terjadinya gerakan tanah.

Wakil Bupati Solok Selatan H. Abdul Rahman menyebutkan, untuk siaga kebencanaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Yaitu, meningkatkan kesadaran hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan dan alam, membersihkan aliran sungai, tidak melakukan penebangan liar, penanganan sampah secara baik, dan selalu bersiaga pada saat musim hujan datang.

“Kita sering lupa dan lengah, bahkan tidak menyadari bahwa bencana itu terjadi bukan tanpa sebab, bisa saja diundang melalui perilaku manusia yang serakah seperti pembalakan hutan dan penambangan liar yang pada gilirannya mendatangkan bencana,” ujar Wabup.

Betapa canggihnya teknologi, kata Wabup, belum ada yang bisa memprediksi pasti kapan terjadinya bencana. Karena itu, manusia tidak boleh hanya menunggu dan membiarkan tetapi mesti mempersiapkan diri. “Inilah pentingnya KSB, karena disadari meski sudah ada lembaga yang khusus mengurus kebencanaan tetapi tidak bisa mengakomodir keseluruhan bencana yang terjadi. Inilah yang perlu dibentuk kelompok-kelompok siaga bencana di setiap nagari,” terangnya.

KSB setidaknya dapat memperkecil resiko serta mencegah terjadinya bencana alam maupun non alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Solok Selatan. Nara sumber yang didatangkan dari Kasi Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Harmis, menyebutkan kelompok siaga bencana hendaknya harus bisa menciptakan penanggulangan bencana berbasis masyarakat. artinya harus melibatkan masyarakat dalam meminimalisir resiko bencana. “Jangan jadikan masyarakat terkena bencana seperti ayam, yang dikasih makan tiga kali sehari. Tetapi libatkan mereka untuk membantu diri dan keluarga serta para tetangga mereka yang terkena bencana,” terangnya.

Posting Komentar

0 Komentar